Rabu, 13 Januari 2010

Kue Keranjang



Kue Keranjang yang disebut juga sebagai Nian Gao (年糕) atau dalam dialek Hokkian Tii Kwee (甜棵), yang mendapat nama dari wadah cetaknya yang berbentuk keranjang, adalah kue yang terbuat dari tepung ketan dan gula, serta mempunyai tekstur yang kenyal dan lengket. Kue ini merupakan salah satu kue khas atau wajib perayaan tahun baru Imlek, walaupun tidak di Beijing pada suatu saat.



Kue keranjang mulai dipergunakan sebagai sesaji pada upacara sembahyang leluhur, enam hari menjelang Tahun Baru Imlek (Jie Sie Siang Ang), dan puncaknya pada malam menjelang Tahun Baru Imlek.

Kue keranjang yang dijadikan sesaji sembahyang ini, seperti dituturkan pakar feng shui Kang Hong Kian, biasanya dipertahankan tidak dimakan sampai Cap Go Meh (malam ke-15).

Di samping itu, berdasarkan mitos atau dongeng dewa yang paling mengetahui keadaan di rumah adalah Dewa Dapur "Zao Wang Ye" (Ciao Ong Ya dalam bahasa Hokkian). Sebab, segala macam gosip banyak disebarluaskan pada saat sedang mengobrol di dapur, atau juga dari makanan yang disajikan bisa diketahui keadaan keluarga tersebut apakah mereka keluarga mampu atau miskin.

Setahun sekali sang Dewa Dapur ini pulang mudik, cuti, untuk sekalian lapor ke surga (玉皇大帝,Yu Huang Da Di). Sang Dewa Dapur ini terkesan rewel dan cerewet. Untuk menghindari agar Dewa Dapur tidak memberikan laporan yang salah, maka mulutnya disumpal terlebih dahulu dengan Kue Keranjang. Tujuannya, agar mulutnya lengket dan akhirnya tidak bisa banyak bicara. Dan kalaupun bisa bicara, pasti hanya hal yang manis-manis saja. Begitulah cerita mengapa kue keranjang sangat lekat dengan perayaan tahun baru imlek. Kue keranjang dari tahun ke tahun semakin bervariasi. Kalau dulu hanya dikenal kue keranjang dibungkus daun pisang, maka kemudian, karena alasan praktis dan sulit mendapatkan daun pisang dalam jumlah banyak, digunakan plastik untuk membungkus dodol khas imlek ini.

Kemudian muncul kue keranjang dengan variasi rasa, mulai dari cokelat, pandan, dan strawberry. Meski banyak variasi kue keranjang, umumnya kue keranjang bungkus daun pisang tetap menjadi pilihan utama untuk kepentingan ritual sembahyang.

Di malam Imlek, orang-orang biasanya bersantap di rumah atau di restoran. Setelah selesai makan malam, mereka bergadang semalam suntuk dengan pintu rumah dibuka lebar-lebar agar rezeki bisa masuk ke rumah dengan leluasa.

Makanan yang sering disajikan menjelang imlek adalah ikan bandeng, sebab ikan ini melambangkan rezeki. Dalam logat Mandarin, kata "ikan" sama bunyinya dengan kata yu yang berarti 'sisa'. Seperti juga kata yu yang sering tercantum pada lukisan sembilan ikan. Di situ tercantum nian nian you yu yang berarti 'setiap tahun selalu ada (rezeki) sisa'.

Sajian khas Imlek lainnya adalah bakpao dan teripang berwarna cokelat yang rasanya kenyal-kenyal, di samping kepiting berukuran besar yang biasa dicari orang untuk membuat sup hisit.

Masakan berbahan dasar hewan laut agaknya memang telah menjadi tradisi menjelang Imlek dan biasanya acara makan malam diakhiri dengan menikmati buah-buahan seperti apel dan jeruk. Namun, yang lebih diutamakan adalah menyiapkan buah jeruk kuning, yang lazim disebut sebagai "jeruk emas" (jin ju).

Bahkan menjelang Imlek biasanya pohon jeruk dengan buah lebat, atau buah jeruk yang masih disertai beberapa helai daun, yang melambangkan bahwa kekayaan akan terus bertumbuh, banyak dijajakan di pusat-pusat perbelanjaan dan pasar-pasar di daerah pecinan. (Liela)

Sumber dari http://id.wikipedia.org/wiki/Kue_Keranjang

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates